syarief uye

Autumn Falling Leaves

Selasa, 26 Desember 2017

ANALISIS KELOMPOK 2-A "Pudarnya pesona Cleopatra" karya Habiburrahman kelompok II A

ANALISIS

“Interpretasi Psikologi Karya Sastra dalam Cerpen “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman El Shirazy”

Dosen Pengampu : M. Bayu Firmansyah, M.Pd

Mata Kuliah : Psikologi Sastra




Disusun Oleh Kelompok 2-A

1.      Maria Ulfa                      (13188201009)
2.     Arika Musafitri               (15188201003)
3.     Nur Fadilah                     (15199201029)

Kelas/semester      : 2015 A/5
Prodi                    : Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
















SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PASURUAN
Jalan Ki Hajar Dewantara 27-29 Pasuruan
Telp. (0343) 421948


A.    Sinopsis “Pudarnya Pesona Cleopatra” karya Habiburrahman el Shirazy

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9D-Bsz8n9vmK_EEyZpaXjV8hBSdkLhtH0KncU6kMGouKER1yD_KPpyZ6NeqYtCx1ofb_KHTi73DoC1Jsg0RwSvOdbWoUEwjCtxM3Dre00fSIEhsNuQ-UuEjsVFMql6oz56F-onk8vBg0/s320/images.jpeg
Cerpen ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang ingin menikahi seorang wanita pilihan orang tuanya, wanita itu bernama Raihana, Raihana adalah seorang gadis sholihah yang cantik dan hafal AL-Quran, walaupun dia lebih tua dua tahun dari lelaki itu, tetapi dia tetap kelihatan lebih muda, seperti baru berumur 17 tahun.

Lelaki itu menikahi Raihana bukan atas dasar cinta melainkan karena kasihan kepada kedua orang tuanya, dan tidak ingin mengecewakan orang tuanya.

Karena orang tuanya sudah menjodohkan mereka berdua jauh sebelum mereka dilahirkan kedunia. Sudah berapa hari lelaki itu menjalani hidupnya dengan Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh. Karena lelaki itu masih mengharapkan wanita yang dinikahinya dan berada di sampingnya kini adalah seorang gadis mesir titisan dari ratu Cleopatra, tetapi semua itu tidak mungkin karena mana ada gadis secantik titisan ratu Cleopatra yang tinggal di jawa lirihnya.

Setelah 6 bulan akhirnya Raihana hamil dan ia pun meminta izin kepada suaminya kalau ia ingin tinggal bersama kedua orang tuanya, agar Raihana bisa mendapat perhatian lebih dari orang tuanya. Kini lelaki itu hidup sendiri tanpa ada Raihana di sampingnya. Akhirnya, segala sesuatu pun ia lakukan sendiri dari mulai makan, menyetrika, dan mencuci baju ia lakukan sendiri, sampai akhirnya ia ditugaskan keluar kota. 

Ketika sampainya ditempat kerja lelaki itu mendengar perbincangan Pak Hardi dengan teman kerjanya yang sedang membicarakan Pak Agung seorang dosen muda dan terkemuka. Ia berhasil menyunting promotornya Judith Barton dan ketika Pak Agung telah menikah dengan Judith, kemudian Judith ketahuan sedang berselingkuh dengan mantan pacarnya orang Amerika dan Pak Agung pun memberi pilihan pada istrinya untuk memilih dia atau mantan pacarnya. Judith pun memilih mantan pacarnya ketimbang suaminya. Akhirnya Pak Agung pun bercerai dengan Judith sampai akhirnya Pak Agung menjadi gila , itulah kisah Pak Agung.

Kemudian lelaki itu datang kepada Pak Qolyubi untuk meminta nasihat dan akhirnya Pak Qolyubi bercerita tentang kisahnya yang pernah menikah dengan gadis mesir yang sangat cantik tetapi dia tidak mengenakan jilbab, dia anak tuanya yang bernama Yasmin. Di awal pernikahanya Pak Qolyubi sangat bahagia tinggal bersama seorang istri cantik, dan apapun yang diminta istrinya dapat terpenuhi oleh pak Qolyubi. Kemudian pak Qolyubi pindah ke indonesia mengajak ketiga anaknya. Yasmin menyetujui tetapi meminta persyaratan agar setiap tahun pulang ke Mesir dan pak Qolyubi memenuhi persyaratan itu. 

Setelah sampai di medan pak Qolyubi mencari tempat tinggal yang mempunyai fasilitas serba ada seperti fasilitas yang ada di mesir. Dan setelah 1 tahun tinggal di Indonesia Yasmin meminta pulang ke mesir untuk menjenguk keluarganya. Setiap melihat wajah Yasmin yang cantik itu pak Qolyubi tidak bisa menolak rintihan istrinya itu untuk pulang ke Mesir. Dan sampai akhirnya, pak Qolyubi bangkrut dari usahanya, dan dia pun meminta kepada orang tuanya untuk menjual sawahnya agar dapat memenuhi keinginan Yasmin.

Setelah beberapa tahun di Mesir pak Qolyubi mengajak Yasmin pulang ke Indonesia, tetapi Yasmin menolak. dan Yasmin pun ketahuan selama di Indonesia selalu menjelek-jelekan suaminya dan akhirnya pak Qolyubi bercerai dengan Yasmin. Beruntung kamu mempunyai seorang istri sholihah yang cantik dan hafal AL-Quran. Seketika itu pun bayangan Raihana melintas difikiranya, kerinduan kepada sang istri pun mulai tumbuh. 

Lelaki itu pun segera pulang kerumah untuk menjemput istrinya. Setelah sesampainya di depan rumah Raihana, ibu mertuanya langsung menangis dan memeluk suami Raihana dan menceritakan bahwa Raihana istrinya telah meninggal karena terpeleset di kamar mandi. Dia pun menangis terisak-isak atas kepergian istrinya itu, dan dia menyesal kenapa benih-benih cinta itu tumbuh disaat Raihana telah pergi meninggalkanya.

B.     Konsep
                               I.            Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah telaah karya sastra yang dinyakini mencerminkan proses dan aktivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya psikologi hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan psikologi pengarang dan kemampuan pengarang menampilkan para tokoh rekaan yang terlibat dengan masalah kejiwaan (Minderop, 2010:54 - 55).

                            II.            Psikologi
“Psikologi” berasal dari perkataan Yunani “psycheyang artinya  jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu-ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam – macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (Ahmadi, 1999:1).
Teori psikologi yang digunakan pada karya sastra ini adalah teori psikologi abnormal.
                         III.            Teori Dasar Pemikiran Psikoanalisis- Sigmund Freud
Salah satu penemuan besar psikoanalisis adalah adanya kehidupan tak sadar pada manusia.Ketaksadaran ini adalah segi pengalaman yang tak pernah disadari. Ketidaksadaran ini merupakan salah satu inti pokok atau tiang pesak teorinya.Dalam hal ini segi-segi terpenting perilaku manusia justru ditentukan oleh alam tak sadarnya. Faktor – faktor yang mempengaruhi kepribadian adalah faktor historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian individu. Pembagian psikisme manusia dibagi menjadi tiga : Id, Ego, Superego (Minderop, 2010:20 - 21).
*   Id
Id merupakan energi psikis dan naluri yang menekankan manusia agar memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, seks menolak rasa sakit atau tidak nyaman. Menurut Freud, id berada di alam bawah sadar, tidak ada kontak dengan realitas. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan, yakni selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan (Minderop, 2010:21).
*   Ego
Ego adalah segi kepribadian yang dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan serta mau menanggung ketegangan dalam batasan tertentu. Belawanan dengan id yang bekerja berdasarkan prinsip kesenangan, ego bekerja berdasarkan prinsip realita artinya ia dapat menunda pemuas diri atau menacari bentuk pemuas lain yang lebih sesuai dengan batasan lingkungan dan hati nurani. Ego menjalankan proses sekunder, artinya ia menggunakan kemampuan berfikir secara rasional dalam mencari pemecahan masalah terbaik. Ego (terletak di antara alam sadar dan tak sadar) Ego terperangkap di antara dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas. Tugas Ego memeberi tempat pada fungsi mental utama, misalnya : penalaran, penyelesaian masalah dan pengambilan kepribadian. (Minderop, 2010:22) 
*   Superego
Superego mengacu pada moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan “hati nurani” yang mengenali nilai baik dan buruk (Minderop, 2010:22). Sebagaimana id, ego, superego tidak mempertimbangkan realitas karena tidak bergumul dengan hal – hal realistik, kecuali ketika implus seksual dan agresivitas id dapat terpuaskan dalam pertimbangan moral.
C.     Tokoh dan Perwatakan
*        Aku : “Sedihya, aku tiada berdaya sama sekali untuk melawanya”.
Memiliki watak keras kepala, egois dan tidak mau menerima takdir serta tidak bisa menghargai orang yang mencintainya dengan tulus.

D.    Implementasi dan Interpretasi Teori Dasar Pemikiran Psikoanalisis- Sigmund Freud
No.
Data
Interpretasi


ID

1.
Tapi seleraku lain. Entah mengapa. Apakah mungkin karena aku telah begitu hanyut citra gadis-gadis Mesir Titisan Cleopatra yang tinggi semampai? Yang berwajah putih jelita dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening khas Arab, dan bibir merah halus menawan. Dalam balutan jilbab sutra putih wajah gadis Mesir itu bersinar-sinar, seperti permata Zabarjad yang bersih, indah berkilau tertempa sinar purnama. Sejuk dan mempesona.
Jika tersenyum, lesung pipinya akan menyihir siapa saja yang melihatnya. Aura pesona kecantikan gadis-gadis Mesir Titisan Cleopatra sedimikian kuat mengakar dalam otak, perasaan dan hatiku, sedimikian kuat menjajahkan cita- cita dan mimpiku. (Paragraf ke 8)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” memiliki sebuah kriteria tersendiri untuk wanita yang akan ia jadikan seorang istri. Gadis idaman yang begitu ia inginkan untuk  dijadikan seorang istri sosoknya seperti gadis mesir titisan cleopatra. Gadis yang tinggi semampai, hidung melengkung indah, mata bulat bening khas arab, dan bibir merah halus menawan.
2.
Hari pernikahan itu datang. Aku datang seumpama tawanan yang digiring ketiang gantungan. Lalu duduk di pelaminan bagai mayat hidup, hati hampa, tanpa cinta. Apa mau dikata, cinta adalah anugerah Tuhan yang tak bisa dipaksakan, pesta meriah dengan bunyi empat grup rebana terasa konyol. Lantunan shalawat nabi terasa menusuk-menusuk hati. Inna lillahi wa ilahi rajiun! Perasaan dan nuraniku benar-benar mati. (Pargraf ke 11)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” merasa bathinnya bergejolak atas pernikahannya. Padahal pernikahannya baik-baik saja hanya saja  bathinnya mengibaratkan bahwa saat ia duduk di pelaminan seperti mayat hidup, hati hampa, tanpa cinta, dan lantunan sholawat nabi yang menusuk-menusuk hatinya yang sama sekali tidak seperti kenyataan yang terjadi dia hanya mengandai-mengandai.
3.
Tapi cinta adalah selera. Dan selera orang berbeda-beda. Dan aku selalu menolak jika orang mengatakan gadis Mesir banyak yang gembrot. Aku justru melihat jika ada delapan gadis Mesir maka yang cantik ada enam belas. Karena banyangannya juga cantik. Aku mungkin terlalu memuja keelokan gadis Mesir. Itulah selera (Paragraf ke 36)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” merasa bahwa gadis mesir itu sangat sempurna. Ia tidak memperdulikan omongan orang lain yang menyatakan bahwa gadis mesir tidak elok untuk di lihat. Ia tetap berfikir bahwa gadis mesir selalu cantik bahkan bayangannya saja sama cantiknya dengan gadis mesir tersebut.


EGO

1.
Selanjutnya aku merasa sulit hidup bersama Raihana. Aku sendiri tidak tahu dari mana sulitnya. Rasa tidak suka itu semakin menjadi-jadi. Aku tak mampu lagi meredamnya. Aku dan Raihana hidup dalam dunia masing-masing. Aktivitas kami hanya sesekali bertemu dimeja makan dan saat sesekali shalat malam. Aku sudah memasuki bulan keenam menjadi suaminya. Dan satu bulan lebih aku tidak tidur sekamar lagi dengannya. Aku lebih merasa nyaman tidur bersama buku-buku dan computerku di ruang kerja. (Paragraf ke 34)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” merasa tidak nyaman dengan kehidupan rumah tangga yang ia jalani bersama Raihana. Terbukti bahwa setelah menjalani hubungan sebagai sepasang suami-istri selama 6 bulan bersama istrinya ternyata hubungan itu selama ini tidak ada keharmonisannya sama sekali. Sehingga ia lebih nyaman untuk hidup sendiri dari pada hidup bersama Raihana istrinya. Sampai-sampai ia lebih memilih untuk tidur bersama buku-buku dan komputernya diruang kerja daripada harus tidur satu ranjang bersama Rihana.
2.
Namun dalam hati aku mengacam, meskipun tidak cinta kalau sampai Raihana berselingkuh dia akan aku bunuh! Akan aku bunuh! Karena walau bagaimana pun statusnya adalah isteriku. Sebab sekonyol apapun keadaan yang kualami aku sama sekali tidak mau sedikitpun berhati sedikitpun untuk tertarik pada perempuna lain. Aku justru berusaha untuk mencintainya. Hanya saja selalu tidak bisa. Selalu sia-sia entah kenapa?. (Parfgraf ke 55)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” berusaha mementingkan kehormatanya sebagai seorang suami tetapi ia tidak adil kepada Raihana. Walaupun ia tidak mencintai istrinya ia tetap ingin dihormati sebagai seorang suami. Meskipun ia tidak mencintai Raihana, ia masih memiliki tanggung jawab sebagai seorang suami yang setia kepada istrinya. Oleh karena itu, bagaimanapun keadaanya ia melihat status dari Raihana sebagai seorang istri yang telah dinikahinya. Dia juga merasa malu jika terjadi perselingkuhan di dalam rumah tangganya.
3.
Setelah Raihana tinggal di tempat ibunya, aku merasa sedikit lega. Aku tidak lagi bertemu setiap saat dengan orang yang ketika melihat dia aku merasa tidak nyaman. Entah apa sebabnya bisa demikian. Aku bisa bebas melakukan apa saja (Paragraf ke 50)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” merasa ia lebih nyaman dengan kehidupannya sendiri. Ia terbebas dari kehidupan yang sebenarnya selama ini tidak  ia inginkan hanya saja karena ingin menuruti kemaun ibunya di berpura-pura mencintai Raihana, Istrinya. Kini ia merasa bebas melakukan segala hal tanpa adanyan Raihana.


SUPEREGO

1.
Duhai tuhan mohon ampunan. Aku yang terbiasa membaca ayat-ayat-Nya kenapa bisa itu menebas leher kemanusiaanku. Dan aku pasrah tanpa daya. (Paragraf ke 14)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” merasa bersalah telah memperlakukan Raihana seperti itu. Ia yang terbiasa mengerti mengenai agama yang sangat ia pegang teguh . Namun, bisa-bisanya ia memperlakukan istrinya dengan tidak baik.
2.
Jika sudah berkaitan dengan cinta dan mimpi, yang salah atau benar seringkali tidak jelas batasanya. Hanya yang diselamatkan oleh Allah yang masih berpijak pada kesadaran naluri dan berpijak pada jalan yang benar. (Paragraf ke 33)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” merasa bahwa ia dapat membatasi fikirannya tentang cinta dan mimpi . Ia merasa telah diselamatkan oleh Allah karena masih diberikan kesadaran naluri atas apa yang telah terjadi dalam kehidupannya dengan Raihana.
3.
Dasarnya adalah aku tak ingin mengecewakan ibuku, itu saja. Biarlah aku kecewa, biarlah aku menderita, terbelenggu persaan konyol, asal ibuku tersenyum bahagia. Aku berharap jadi anak yang baik, jadi orang baik namun aku tidak rahu, apakah aku bisa jadi suami Raihana yang baik?. (Paragraf ke 46)
Dalam cerpen ini tokoh “Aku” berusaha berpura-pura untuk menjadi suami yang sesungguhnya yang berusaha mencintai istrinya sepenuhnya. Namun, ia melakukan semua hanya karena alasan utamanya tidak mengecewakan ibunya yang sangat ia cintai.

E.     Kesimpulan
Dalam cerpen tersebut  tokoh utama “Aku” mengalami gejolak bathin akibat keinginannya tidak sesuai dengan harapannya. Akan tetapi, dalam cerpen ini tokoh aku mengerti tentang norma baik dan buruk sebuah perbuatan yang ia lakukan (Superego) sehingga id yang dialaminya disampingkan karena adanya superego.





















Daftar Pustaka

Ahmadi. 1999. Psikologi Sosial. Jakarta Rineka Cipta.
El Shirazy, Habiburrahman. 2008. Pudarnya Pesona Cleopatra. Jakarta: Republika.
Minderop, Albertino. 2010. Psikologi SASTRA karya sastra, metode, teori, dan contoh kasus. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.























0 komentar:

Posting Komentar