ANALISIS
Interprtasi Psikologi Karya Sastra Dalam Cerper “
Pacar Seorang Seniman”
Karya WS. Rendra
Dosen Pengampuh : M. Bayu Firmansyah, M.Pd
Mata Kuliah : Psikologi Sastra
Disusun Oleh:
1. Khusniatul
Umatir Rodiah (15188201014)
2. Mita Agus
Priyanti (15188201020)
3. Muhamad
Syarifudin (15188201024)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SASTRA DAN BAHASA INDONESIA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP PGRI PASURUAN
2015 A
1. sinopsis cerpen pacar seorang seniman
Cerpen ini menceritkan tentang
wanita yang tidak mau dikawinkan lantas dulunya ia mempunyai pacar seorang
seniman,, tetapi seniman itu sudah delapan tahun yang lalu meninggal dunia
karena sakit yang di deritanya. Wanita itu sangat mencintainya sehingga sampai
sekarang ia tak mau kawin dengan orang lain, meskipun usianya sudah 28 tahun.
Sang ibu sedih dan malu
karenanya, ia merasa kehilangan muka kalau orang-orang menyangka bahwa anaknya
itu tidak laku kawin
Apabila ditawarkan lamaran oleh
ibunya, namun dia menjawab, bahwa dia tidak bisa melupakn mas Har-nya itu, yaiu
seorang seniman itu.
Semua orang tidak tahu benar
mengapa dia fantik dalam hal cintaya kepadanya, seniman itu menurut pendapat
saya seperti manusia biasa mukanya yang kotor, badannya tidak gagah, rambutnya
seperti rumput dan bulunya tumbuh dimana-mana seperti seekor kera. Cuma kalua
sudah dipandang agak lama memamng terlihat juga bahwa mukanya memang manis.
Pada suatu hari sang kakak
pergi ke Jakarya untuk menengok ibu dan adiknya terebut , kakaknya menasehati
adiknya yang tidak mau dikawinkan tersebut supaya ia jangan sampai
menyia-nyiakan umur mudanya, janganlah dia sampai rugi apabila kelak dia sadar
bahwa dia belum puas mengecap bunga kehidupan. Sang kakak mengatakan bahwa
sikapnya yang sekarang ini tak ubahnya dengan merusak hidupnya sendiri,
membiarkan dirinya layu tanpa mengecap kenikmatan dunia.
Waktu itu ia
diam saja. Namun, selama beberapa hari kemudian sesudah itu, ia kelihatan selalu
merenung dan berpikir. Akhirnya, waktu sang kakak sudah pulang kembali ke
Surabaya, kakanya menerima surat darinya. Surat itu adalah jawaban dari segala
nasihat kakanya. Kakanya sangat terharu membaca suratnya. Surat itu membukakan
pada sang kakak rahasia hati dan perasaan wanita yang lembut dan tak terduga
itu, dan sadarlah kakanya sekarang sampai berapa jauh wanita itu bisa teguh
dalam kesetiaannya.
2. Konsep
a. Psikologi Sastra
Psikologi sastra adalah ttelaah karya sastra yang dinyakini
mencerminkan proses dan akttivitas kejiwaan. Dalam menelaah suatu karya
psikologi hal penting yang perlu dipahami adalah sejauh mana keterlibatan
psikologi pengarang dan kemampuan pengaranf menampilkan para tokoh rekaan yang
terlibat dengan masalah kejiwaan (Minderop, 2010:54-55)
b. psikologi
Psikologi berasal dari perkataan Yunani “psyche” yang artinya
jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu-ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi
(menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik
mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya (Ahmadi,
1999:1).
c. Teori Dasar Pemikiran
Psikonalisis-Sigmund Frued
Salah satu penemuan besar psikoanalisis adalah adanya kehidupan
tak sadar pada manusia. Ketidak sadaran ini adalah segi pengalaman yang tak
pernah disadari. Ketidaksadaran ini merupakan salah satu ini pokok atau tiang
pesak teorinya. Dalam hal ini segi-segi terpenting perilaku manusia justru
ditentukan oleh alam tak sadarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian
adalah faktor historis masa lampau dan faktor kontemporer, analoginya faktor
bawaan dan faktor lingkungan dalam pembentukan kepribadian individu. Pembagian
psikisme manusia dibagi menjadi tiga : id, ego, superego (Minderop,2010:20-21)
·
Id
Id merupakan energi
psikis dan naluri yang menekankan manusia agar
memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, seks menolak rasa sakit atau
tidak nyaman. Menurut Frued , id berada di alam bawah sadar, tidak ada
kontakdengan realitas. Cara kerja id berhubungan dengan prinsip kesenangan, yakni
selalu mencari kenikmatan dan selalu menghindari ketidaknyamanan (Minderop,
2010:21)
·
Ego
Ego adalah segi
kepribadian yang dapat membedakan antara khayalan dan kenyataan serta mau menanggung ketegangan dalam batasan tertentu.
Berlawanan dengan id yang bekerja berdasarkan prinsip kesenangan, ego bekerja
berdasarkan prinsip realita artinya ia dapat menunda pemuas diri atau mencari
bentuk pemuas lain yang lebih sesuai dengan batasan lingkungan dan hati nurani.
Ego menjalankan proses sekunder, artinya ia menggunakan kemampuan berfikir
secara rasional dalam mencari pemecahan dalam mencari pemecahan masalah
terbaik. Ego (terletak diantara alam dan tidak sadar) Ego terperangkap diantara
dua kekuatan yang bertentangan dan dijaga serta patuh pada prinsip realitas
dengan mencoba memenuhi kesenangan individu yang dibatasi oleh realitas. Tugas
Ego memberi tempat pada fungsi mental utama, misalnya : penalaran, penyelesaian
masalah dan pengambilan kepribadian. (Minderop, 2010:22)
·
Superego
Superego mengacu pada
moralitas dalam kepribadian. Superego sama halnya dengan “hati nurani” yang
mengenali nilai baik dan buruk (Minderop, 2010:22). Sebagaimana id, ego,
superego tidak mempertimbangkan realitas karena tidak bergumul dengan hal-hal
realistik, kecuali ketika implus seksual dan agrevitas id dapat terpuaskan
dalam pertimbangan moral.
3. tokoh dalam cerpen
1.
saya ( penulis)
2.
saya ( adik penulis sebagai
tokoh utama)
3.
ibu
4.
Mas Har
4. interpretasi kutipan cerpen pacar seorang seniman
Dalam
cerpem “Pacar seorang penulis” yang menjadi tokoh utama dalam pembahasan atau
tokoh yang lebih banyak mengalami kejadian psikologi adalah tokoh “saya”. Tokoh
saya ini adalah adik dari penulis bukan tokoh “ saya, penulis” tapi adik dari
tokoh saya sebagai penulis, meskipun orangnya berbeda tetapi dalam cerpen ini
masih menggunakan nama yang sama yakni “saya”
NO
|
DATA
|
INTERPRETASI
|
ID
|
||
1
|
Seniman itu menurut pendapat saya seperti
manusia biasa saja.
|
Tokoh saya menafsirkan yang dimaksud seperti manusia
biasa pada kutipan di saping adalah manusia yang memiliki muka yang kotor,
badannya tidak kekar, rambutnya seperti rumput, dan bulunya
tumbuh di mana-mana seperti seekor kera.
|
2
|
Cuma kalau sudah dipandang agak lama
memang terlihat juga bahwa mukanya memang manis.
|
Kreteria orang yang mukanya manis seperti yang
diucapakan tokoh aku pada kutipan disamping adalah orang yang memiliki muka
yang bersih tanpa jenggot dan kumis, memiliki rambut yang rapi dan tertata.
|
3
|
||
EGO
|
||
1
|
Saya mempunyai adik perempuan yang
cantik, tetapi tiada mau dikawinkan. Ia dulu mempunyai pacar seorang seniman,
tetapi seniman itu sudah delapan tahun yang lalu pulang ke rahmatullah.
|
pada kutipan di samping tokoh aku tidak mau membuka hatinya untuk
orang lain selain mas har, karena terlalu besar cintanya kepada seorang
seniman tersebut. Walau sudah banyak yang melamarnya tokoh aku tetap
bersikeras menolak lamaran tersebut walau yang melamar memiliki kekayaan yang
melipah dan memiliki jabatan yang tinggi. Tokoh saya juga tak pernah
menghiraukan jika orang-orang mengatainya sebagai perawan tua tak laku.
|
2
|
||
SUPER EGO
|
||
1
|
Mas Har tidak begitu. Ia bersikap sangat
biasa, dan kelihatan jauh dari tanda-tanda untuk mempunyai maksud yang
tertentu. Bahkan, dalam beberapa hal ia bersikap kepada saya seperti terhadap
seorang anak kecil. Tak ada tanda-tanda nafsu menyerang padanya. Hal itu
menyebabkan saya tidak merasa takut untuk lebih mengamat-amatinya, untuk
lebih mengenalnya.
|
Dalam kutipan cerpen disamping tokoh saya
memalingkan anggapannya kepada lelaki yang sebelumnya beranggapan bahwa semua
lelaki itu sama, namun setelah mengenal Mas Har tokoh saya merubah
anggapannya. Tokoh saya mengetahui bahwa Mas Har beda dengan lelaki yang ia
ketahui sebelumnya. Tokoh saya juga mengenal Mas Har sebagai pribadi yang
baik dan tidak ada pemikiran nafsu yang dibawa ketika ia dekat dengan tokoh
saya.
Yang dimaksud mempunyai maksud tertenrtu
tersebut adalah setiap lelaki yang ia kenal sebelumnya yang meminta
berkenalan dengannya dan menggoda dirinya hanya ingin berbuat tak baik
kepadanya. Diperlakukan seperti anak kecil maksudnya tokoh saya sering
diperlalkukan manja.
|
2
|
Malam itu, menjelang tidur, saya banyak
berpikir tentang penyakitnya. Saya merasa kasihan kepadanya. Orang yang baik
seperti itu tidak pantas disiksa dengan penyakit yang kronis. Saya bayangkan
ia sakit sendirian di kota lain dengan tak ada orang yang menolongnya. Saya
melelehkan air mata.
|
Disini tokoh saya merasa khawatir tentang
kesahatan penyakit yang telah diderita Mas Har selama ini. Tokoh saya juga
merasa kasihan karena oaring sebaik Mas Har harus menderita penyakit yang
cukup lama, seakan akan tokoh saya tidak terima dengan penyakit yang diderita
oleh Mas Har. Yang dimaksud orang baik oleh tokoh saya adalah laki-laki yang
tidak pernah menggoda dirinya, tak pernah berbuat kurang ajar kepadanya dan
orang yang slalu ada untuknya namun tak pernah mengarahkan pertemuan kepada
hal yang tidak baik.
|
3
|
Tadinya saya takut kepadanya. Saya kira
orang semacam itu, sebagaimana juga yang lain, sangat gampang berlaku kurang
ajar kepada wanita. Namun, ternyata malahan sebaliknya. Ia berlaku jujur
kepada saya. la kasar, tetapi nyata menghormati saya.
|
Pada kutipan disamping tokoh saya (adik
penulis) beraggapan bahwa semua lelaki itu sama saja suka menggoda dan
setelah menegnal lelaki itu akan membawa kea rah yang buruk dalam percintaan,
namun setelah bertemu dan mengenal Mas Har anggapan dari tokoh saya menjadi
berubah mennjadi kekaguman karena Mas Har yang mempunyai sifat baik dan
berbeda dari lelaki yang ia kenal sebelumnya.
|
4
|
Lagi pula, sebelumnya ia, toh, mempunyai
kebiasaan begitu juga. Saya lalu ingat bahwa memang demikianlah halnya.
Namun, entah tak tahu mengapa, waktu ia pulang, saya marah juga kepadanya.
Saya bersikap dingin dan bahkan akhirnya saya tak mau omong dengan dia.
|
Pada kutipan ini tokoh saya marah pada
Mas Har arena ia kembali pergi dan kepergiannya ini tampa ada izin kepada
tokoh saya bahkan sama ibu tokoh saya, walau sebelumnya Mas Har juga pergi
selama Sembilan hari, namun karena ia tidak izin itu yang membuat tokoh saya
marah walau ia tau bahwa kepergian Mas Har untuk kembali mencari objek untuk
sketsa lukisannya ia tetap marah pada Mas Har.
|
5
|
Saya merasa sangat kangen selama
kepergiannya itu. Akhirnya, saya merasa jengkel setelah ternyata satu minggu
dia belum pulang-pulang juga.
|
Dalam kutipan ini tokoh saya merasa rindu
pada Mas Har pergi selama seminggu lebih untuk membuat sketsa ikan di laut
.selain rindu tokoh saya juga merasa jengkel pada Mas Har karena kepergiannya
tidak sesuai dengan jumlah hari yang ia katakan. Tokoh saya juga khawatir
akan kesehatan Mas Hark arena ia memiliki penyakit yang telah dideritanya
sejak lama.
|
5. KESIMPULAN
Dalam
setiap karya sastra pasti memiliki unsur-unsur pembangun di dalamnya yang
menjadi unsur utama dan unsur pembangun dari katya tersebut. Salah satu unsur
pembangun karya satra tersebut adalah psikologi dari pengarang dan tokoh yan
menjadikan cerita terbut menarik atau tidak. Psebagaimana yang telah dijelaskan
diatas, dalam karya sastra ada unsur psikologi tokoh atau oemeran dalam cerita.
Psikologi yang ada pada cerpen di atas ada tiga yaitu: id, ego, dan supar ego.
Dari
analisis yang telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan teori psikologi Sigmund
freud dapat disimpulkan bahwa dalam cerpen “pacar seorang seniman” memiliki
3 unsur psikologi yakni ID, EGO dan SUP ER EGO yang telah dijelaskan
pengertiannya pada pembahasan di atas.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi.1999.psikologi sosial.jakarta:rineka
cipta
Minderop,
albertino.2010.psikologi sastra,metode,teori, dan contoh kasus.jakarta:Pustaka
Obor Indonesia








Baccarat in the city of Baccarat - Urban Meyer
BalasHapusHow to Play Baccarat. Baccarat is 인카지노 one 제왕카지노 of the most popular gambling games in the world, and Baccarat 바카라 사이트 is popular amongst gamblers. Baccarat is one of